Mengenai Kurban Serta Aqiqah, Kambing Jantan Ataupun Betina
Persoalan. Bolehkah berkurban ataupun aqiqah dengan kambing betina yang lagi berbadan dua? Persoalan. Jika anak pria lahir, kambing aqiqahnya berapa? Jantan ataupun betina? Serta jika tidak sanggup gimana? Apakah dapat ditunda dahulu? Apa wajib pada hari ke- 7? Mohon uraian. Jawaban. Perkara yang di informasikan oleh 2 penanya ini, kami campurkan jawabannya, bagaikan berikut: Aqiqah disyariatkan dalam Islam, sebagaimana Rasulullah Shallallahu‘ alaihi wa sallam mengaqiqahi Angkatan laut(AL) Hasan serta Angkatan laut(AL) Hushain. Tetapi para ulama berselisih tentang hukumnya. Sebagian terdapat yang mengharuskan serta kebanyakan mereka mensunnahkannya. Imam Ahmad mengatakan: Angkatan laut(AL) aqiqah ialah Sunnah dari Rasulullah Shallallahu‘ alaihi wa sallam.
Dia Shallallahu‘ alaihi wa sallam sudah melaksanakan aqiqah buat Angkatan laut(AL) Hasan serta Angkatan laut(AL) Hushain. Para teman Dia pula melaksanakannya. Serta dari Samurah, Rasulullah Shallallahu‘ alaihi wa sallam bersabda:كُلُّغُلاَمٍمُرْتَهِنُبِعَقِيْقَتِهِ“ Seluruh anak yang lahir tergadaikan dengan aqiqahnya”[HR Abu Dawud, At Tirmidzi serta An Nasa- i]. Sehingga tidak pantas, bila seseorang ayah tidak melaksanakan aqiqah buat anaknya.[1] Aqiqah disyariatkan pada orang tua bagaikan bentuk syukur kepada Allah serta mendekatkan diri kepadaNya harga kambing aqiqah , dan berharap keselamatan serta barakah pada anak yang lahir tersebut[2]. Waktu pelaksanaanya, disunnahkan pada hari ketujuh.
Bila tidak bisa, hingga pada hari keempat belas. Apabila tidak, hingga pada hari kedua puluh satu. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu‘ alaihi wa sallam sempat bersabda:كُلُّغُلاَمٍمُرْاَهِنُبِعَقِيْقَتِهِتُذْبَحُعَنْهُيَوْمَالسَّابِعِ“ Seluruh anak yang lahir tergadaikan dengan aqiqahnya, yang disembelih pada hari ketujuh“.[HR Ibnu Majah, Abu Dawud serta At Tirmidzi, serta dishahihkan Angkatan laut(AL) Albani dalam Shahih Angkatan laut(AL) Jami’ Ash Shaghir, 2563].[3]
العَقِيْقَةُتُذْبَحُلِسَبْعٍأَوْلأَرْبَعَعَشَرَةَأَوْلإِحْدَوَعِشْرِيْنَ“ Aqiqah disembelih pada hari ketujuh ataupun 4 belas ataupun 2 puluh satu“.[HR Angkatan laut(AL) Baihaqi, serta dishahihkan Angkatan laut(AL) Albani dalam Shahih Angkatan laut(AL) Jami’ Ash Shaghir, 4132]. Terdapat sebagian ulama, di antara lain Syaikh Shalih Fauzan yang berkomentar bolehnya melaksanakan aqiqah tidak hanya waktu di atas tanpa batasan.
Tetapi, mereka setuju, kalau yang utama pada hari ke 7. Sehingga, bersumber pada komentar ini, hingga orang tua yang belum sanggup pada waktu- waktu tersebut bisa menundanya manakala telah sanggup. Syaikh Shalih Angkatan laut(AL) Fauzan berkata: Para ulama melaporkan, bila tidak membolehkan pada hari ketujuh, hingga pada hari keempat belas.
Bila tidak bisa jadi pula, hingga pada hari kedua puluh satu. Serta apabila tidak bisa jadi pula, hingga kapan saja. inilah aqiqah.[4] Sebaliknya yang berkaitan dengan syarat jumlah kambingnya, buat balita pria 2 kambing serta balita perempuan satu kambing. Ini bersumber pada hadits Nabi Shallallahu‘ alaihi wa sallam:أَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَأَمَرَهُمْعَنْالْغُلَامِشَاتَانِوَعَنْالْجَارِيَةِشَاةٌ“ Sebetulnya Rasulullah Shallallahu‘ alaihi wa sallam memerintahkan mereka aqiqah buat anak pria 2 kambing, serta anak wanita satu kambing“.
[HR At Tirmidzi serta Ibnu Majah]. Syarat kambingnya disini tidak dipaparkan jenisnya, wajib jantan ataupun boleh pula betina. Tetapi para ulama melaporkan, kalau kambing aqiqah sama dengan kambing kurban dalam umur, tipe serta leluasa dari aib serta cacat. Hendak namun mereka tidak merinci tentang disyaratkan jantan ataupun betina. Oleh sebab itu, kata syah(شَاةٌ) dalam hadits di atas, bagi bahasa Arab serta sebutan syari’ at mencakup kambing ataupun domba, baik jantan ataupun betina. Tidak terdapat satu hadits ataupun atsar yang mensyaratkan jantan dalam hewan kurban. Penafsiran syah(شَاةٌ) dipulangkan kepada penafsiran syariat serta bahasa Arab.[5]